Sasaka

Bencana Alam dan Fenomena Melonjaknya Harga Bawang Merah di NTB

Sasaka.Id, Mataram – Bawang merah sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat alami lonjakan harga cukup tinggi.

Harga sendiri kurang lebih bermakna jumlah uang yang dibutuhkan guna mendapatkan sejumlah barang.

Harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan dapat ditentukan dengan melihat keadaan ekuilibrium di suatu pasar.

Beberapa ahli seperti Djasmin Saladin berpendapat bahwa yang dimaksud harga yakni sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.

Ahli lain Henry Simamora menyebut harga sebagai sejumlah uang yang dibebankan atau dikeluarkan atas sebuah produk atau jasa.

Maret lalu harga bawang merah stabil pada kisaran 15.000 rupiah per kilogram. Sedangkan pada awal April–saat banjir bandang menerjang Kabupaten Bima–bawang merah langsung alami kenaikan harga menjadi 25.000-30.000 rupiah per kilogram.

“Harga bawang akan mulai stabil jika cuaca buruk di pusat produsen bawang merah sudah membaik. Biasanya ketika harga bawang merah mengalami kenaikan harga di pasar maka bahan-bahan dapur lainnya juga akan mengalami kenaikan harga seperti cabai, bawang putih, tomat, terasi dan lain-lain,” ujar Faizal, salah seorang pedagang bawang merah di Dusun Montong Ara Kabupaten Lombok Tengah.

Kepada penulis, Faizal menyebut lonjakan harga bawang merah disebabkan kelangkaan karena bencana banjir bandang yang menerjang pemukiman berserta lahan pertanian warga di Kabupaten Bima.

Dikatakan, kondisi tersebut cukup meresahkan pedagang sebab dengan harga yang tinggi daya beli masyarakat berkurang yang berakibat pada minimnya pendapatan para pedagang.

Dijelaskan, dalam kondisi normal Faizal bisa mendapat laba bersih 5.000.000-10.000.000 rupiah perbulan dari aktivitasnya berjualan bawang merah. Hal tersebut tentu berbeda saat kondisi seperti saat ini, selain harga bawang merah tinggi, ketersediaan bawang merah untuk konsumen juga sulit dipenuhi.

Kondisi di atas membuat pedagang alami dilema, sebab bagaimanapun, konsumen bawang merah terus menuntut produsen menjamin ketersediaan bawang merah di pasaran sementara kondisi yang terjadi saat ini, pusat produksi bawang merah terbesar di NTB alami musibah banjir bandang.

Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu lama bukan tidak mungkin lonjakan harga akan terus meroket yang akhirnya merugikan tak hanya pedagang tetapi juga konsumen sebagai tujuan akhir distribusi bawang merah.

Kelangkaan Bawang Merah Akibatkan Inflasi

Penting untuk memperhatikan naik turunnya harga barang yang beredar di pasaran. Hal tersebut lah yang dinamakan sebagai inflasi.

Namun, mengapa orang perlu memahami hal tersebut? Karena inflasi akan sangat menentukan harga pasar serta semua hal yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Inflasi memang seringkali timbul secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan. Tidak heran mengapa inflasi ini membuat banyak masyarakat kebingungan dan kadang butuh penjelasan terkait timbul serta penyebab dari inflasi.

Dari amatan penulis di lapangan, harga bawang merah saat ini terus mengalami peningkatan dari hari ke hari.

Peningkatan harga yang semenjak awal April lalu dimulai dari harga 15.000 rupiah per kilogram naik menjadi 20.000 rupiah. Tak berselang lama, harga kembali naik menjadi 25.000 per kilogram. Begitu seterusnya sampai mencapai 30.000 rupiah untuk saat ini.

Informasi yang diserap dari pedagang di lapangan, kondisi tersebut akan stabil manakala cuaca buruk di pusat produsen bawang merah membaik.

Dilemanya, ketika harga bawang merah naik harga kebutuhan pokok lain seperti cabai, bawang putih, tomat, terasi dan lain-lain juga ikut naik.

Jika menengok pada teori ekonomi populer, hal tersebut wajar terjadi disebabkan tidak seimbangnya arus barang dan arus uang.

Pada skala makro, ketidakseimbangan arus barang (bawang merah) dengan arus uang (di tangan konsumen) dapat menimbulkan penurunan nilai mata uang yang dalam ekonomi dikenal dengan istilah inflasi, yakni penurunan nilai mata uang.

Inflasi sendiri dapat diartikan sebagai pengurangan nilai daya beli mata uang. Jadi akibat inflasi, jumlah uang yang sama akan membeli lebih sedikit barang daripada sebelumnya.

Inflasi yang tinggi (hiperinflasi) bisa membuat perekonomian terpuruk, sebab harga-harga barang atau jasa di luar jangkauan masyarakat umum.

Guna menghindari hal tersebut, penting bagi pemerintah segera mengupayakan suplai kebutuhan bawang merah dari daerah lain selain Kabupaten Bima.

Dapat disimpulkan bahwa pemerintah harus bisa menyuplai kebutuhan bawang merah di daerah lain selain Bima dikarenakan masyarakat yang sangat kesulitan dalam perekonomian harus terus menerus menghadapi harga bawang merah yang sedang melonjak harga.

Penulis: Ria Alfiani Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama NTB

Sumber:
Faizal
http://ilmuiesp.blogspot.com/2016/12/konsep-harga.html?m=1
https://www.akseleran.co.id/blog/teori-inflasi/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-harga/

Exit mobile version