
Sasaka.id, Lombok Utara – Usai insiden penyetopan wisatawan dari Trawangan yang hendak menuju Bali secara langsung oleh Koperasi Karya Bahari (KKB) kemarin (Minggu,red), hari ini pihak pengusaha kapal cepat dan KKB difasilitasi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara untuk menemukan solusi. Rapat terbatas yang berlangsung di Aula Kantor Bupati itu, dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, Senin (20/6/2022).
Ketua KKB Sabarudin, mengungkapkan, sejak awal koperasi tidak pernah meminta kerjasama dengan kapal cepat sehingga muncul kesepakatan konpensasi ke KKB senilai Rp 20 ribu perpenumpang. Sebaliknya pihak kapal cepat yang meminta kesepakatan ini terjadi dengan catatan, pengusaha kapal bisa mengangkut wisatawan di Tiga Gili secara langsung menuju Bali. Terlebih, kesepakatan secara sadar ini dibuat dan sudah terjadi sejak Tahun 2013 pun telah disahkan dengan Akta Notaris. Maka itu, jika sekarang kapal cepat tidak mau membayar kompensasi, maka KKB dengan tegas meminta supaya pengusaha tidak mengambil penumpang di gili secara langsung, ungkapnya m
Silakan ambil di Bangsal nanti kami yang akan antarkan. Karena ini dari dulu Tahun 1992 adalah usaha kami, kita tidak memaksa mau terus lanjut (kerjasama) atau tidak, tandasnya.
Pihaknya menganalogikan kerjasama antara KKB dengan pengusaha kapal cepat ini sebagai dua orang yang pernah menikah. Di sana ada perjanjian dan kesepakatan yang dirancang secara bersama, kendati jika saat ini harus pisah ranjang lantaran kesepakatan itu terhenti sejak Covid-19 melanda pada Tahun 2020. KKB berharap supaya kedua belah pihak ini bisa bercerai dengan baik-baik. Artinya, KKB berharap agar kapal cepat bongkar muat di Pelabuhan Bangsal sehingga nanti koperasi yang akan mengangkut wisatawan ke tiga pulau.
Dasar kita dulu bekerjasama adalah AD/ART koperasi karena ini antaran pihak swasta dengan swasta. Tapi kalau sekarang tidak lagi kerjasama, kami minta supaya bongkar muat di Bangsal, pintanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, menjelaskan, dalam rapat terbatas akhirnya kedua belah pihak sepakat supaya kapal cepat nantinya akan melakukan bongkar muat di Pelabuhan Bangsal. Kendati demikian, tidak bisa ujug-ujug hal ini diterapkan sehingga diberikan waktu selama dua minggu guna pengusaha kapal cepat memberikan sosialisasi kepada para tamu yang mereka bawa. Di sisi lain, dalam jangka waktu dua minggu itu Pemda akan menyiapkan regulasi yang tepat sehingga baik kedua belah pihak pun pemerintah tidak dirugikan atas kesepakatan yang akan dilaksanakan ke depan, ujarnya.
Dalam beberapa hari kedepan kita akan buat regulasi, kesepakatan tidak hanya mengatur kedua belah pihak tapi ini diharapkan akan memicu bagaimana penataan di tiga dan Pelabuhan Bangsal, jelasnya.
Sistem one gate ke Pelabuhan Bangsal akan diterapkan, menurut Wakil Bupati Lombok Utara, pihaknya juga menimbang dari aspek keamanan dan lain sebagainya. Pasalnya, dengan sistem one gate nanti semua tamu yang datang dari Bali wajib menunjukan identitas pun guna mengatur manakala ada barang bawaan penumpang yang dirasa mencurigakan. Intinya, Pelabuhan Bangsal akan dibentuk pola sebagaimana Bandara pada umumnya dengan sistem x ray hal ini untuk mengantisipasi kejahatan dan meningkatkan sisi keamanan di pulau maupun di daratan Lombok Utara.
Tentu kita harus siapkan semuanya di Bangsal, bagaimana pertimbangan keamanan supaya ini jadi one gate. Ya kita kerja keras nanti, kalau di Bangsal semua saya rasa bisa merasakan dan ekonomi jalan, tandasnya.
Sementara itu, Admin Operasional Kapal Cepat Ostina Zulfikar, mengatakan, pada prinsipnya pihaknya tidak masalah mau bongkar muat di Tiga Gili apalagi di Bangsal. Hanya saja, Pemda harus menjamin supaya wisatawan atau tamu yang mereka bawa dari bali ke Lombok Utara secara umum ini merasa aman dan nyaman. Untuk saat ini, pihaknya menerima diberikan kesempatan membongkar muat di tiga gili meski hanya dua minggu saja. Namun ke depan, pihaknya meminta supaya Pemda menyiapkan segala kesiapan di Bangsal.
Saat ini masih kami diberi rutenya dari Bali ke Tiga Gili bongkar muat di sana lalu ke Bangsal baru menuju Bali. Kalau kami tidak masalah, kami mengedepankan keamanan penumpang, kita tahu di Bangsal ada porter dan sebagainya itu harus di atur oleh Pemda supaya kita sama-sama nyaman, pungkasnya. (ms)