
Sasaka.id, Lombok Utara – Salah seorang petani padi di Desa Segara Katon merasa masih untung, meskipun mengaku gagal panen pada musim ini.
Adalah Amaq Wahyu, seorang petani yang menyampaikan panen tahun ini menurun daripada tahun lalu. Ia mengatakan, tahun lalu menanam padi jenis IR 64. Sedangkan tahun ini menanam jenis inpari 32, dengan harapan hasil panen meningkat dengan pesat. (31/05/2024). Akan tetapi melihat dari pertumbuhan padinya, ia menyimpulkan panen akan menurun drastis.
“Lebih bagus pertumbuhan yang dulu cuma jenisnya 64, ini padi 32 namanya. Cuma ada kendala yang ndk kita duga, kena penyakit ini pas usia vegetatifnya kemarin”, jelas petani dari Dusun Papak tersebut.
Ia juga mengatakan, hasil panen lebih diutamakan untuk konsumsi. Tetapi jika ada kelebihan hasil, terkadang akan dijual sebagian untuk menutupi pengeluaran biaya obat-obatan.
Ditempat yang sama petani asal Dusun Sembaro, Amaq Sobri, juga mengaku gagal panen. Ia mengakui beberapa kendala yang membuat panen menjadi kurang karena kekurangan pengairan, lahan sawah ada dibawah pepohonan yang sudah rindang sedikit menghalangi cahaya matahari dan terkena penyakit juga.
“Tinggal seminggu, ini dipanen. Tapi ini kurang, pohon ini udah besar-besar soalnya sama kurangnya air tahun ini”, akunya sambil sesekali menoleh ke arah padinya.
Sementara itu, Kepala Desa Segara Katon Ramdan, memberi tanggapan terhadap keadaan petaninya di Desa menyampaikan, pihak desa selalu mengusahakan dengan baik untuk membantu para petani.
“Jujur-jujur saja, pertama petani kami keseringan gagal panen. Namun tidak bisa membaca situasinya, karena ini cuaca hukum alam. Kedua pengairan agak kewalahan, meski ada beberapa bor disana tapi ada yang sudah tidak berfungsi “, ujar Ramdan.
Untuk membantu petani, katanya. Pihak pemdes baru-baru ini memberikan petani bibit kacang tanah, dari anggaran Dana Ketahanan Pangan, akan tetapi tidak ke semua petani yang dijangkau, dan akan diusahakan lebih lagi untuk kedepannya. (add.e)