Kades Segara Katon Terapkan Asas Kebersamaan Sebagai Pondasi Pemerintahan

Sasaka.id, Lombok Utara – Pemerintahan desa (pemdes) menerapkan asas kebersamaan dalam masa pemerintahannya. Harapannya asas tersebut menjadi pondasi dalam pemerintahan desa. Tidak hanya pada jangka pendek melainkan untuk selamanya. Asas tersebut juga menjadi prinsip untuk merangkul jajaran dalam pemdes dan seluruh masyarakat desa Segara Katon.
“Langkah saya dalam membangun desa itu, pertama kebersamaan, kekompakan. Itu yang saya terapkan,” kata Ramdan kades Segara Katon kepada tim Sasaka.id saat ditemui di ruangannya. Segara Katon, jum’at (26/01/2024).
Tidak hanya menyampaikan apa yang ia terapkan, Ramdan juga mengatakan alasan dibalik kebijakan yang ia terapakan dalam pemerintahannya.
“Karena untuk membangun desa apalagi ini desa baru, kalo kita berpecah belah baik dengan BPD, perangkat bawahan atu lemabaga-lembaga desa lainnya saya tidak yakin kalo desa itu akan maju. Ketika kita lakukan bersama dan dengan kompak, in syaa Allah hasilnya akan bagus dan akan baik,” sambungnya.
Asas kebersamaan dan kekompakan yang ia terapkan bukan semata-mata hanya untuk beberapa tahun kedepan saja. Akan tetapi ia memandang hal tersebut sebagai pondasi yang kokoh bagi pemerintahan dan pembangunan desa agar tidak mudah goyah apalagi tumbang, siapapun pemimpinnya atau kadesnya suatu saat.
Selain menyampaikan asas kebersamaan dan kekompakan yang sudah ia terapkan, ia juga mengungkapkan apa yang menjadi rencananya kedepan untuk membangun desa Segara Katon.
“Alhamdulillah, di tahun 2024 ini saya berencana akan membuat gebrakan. Hal ini butuh pemikiran dan keberanian untuk kami menata bagaimana meningkatkan PADes kita, pertama BUMDes, kamu akan mensupport supaya penghasilan desa itu ada. Saya akui desa Segara Katon ini tidak ada apa-apanya,” ungkapnya dengan ciri khasnya yang tegas.
Ia mengaku harus hati-hati dalam menata BUMDes yang akan ia laksanakan tahun ini. Ia tidak menginginkan apa yang lembaga yang ia bentuk terlaksana hanya setengah jalan, ia ingin lembaga tersebut berkepanjangan.
Melihat geografis desa yang potensinya begitu menjanjikan, ia berencana untuk menata pantai bersama para masyarakat pesisir.
“Saya akan mengajak masyarakat untuk menata pantai, bagaimana agar desa Segara Katon ini kita jadikan statusnya jadi desa wisata,” katanya.
Menjadi hal yang mungkin menurutnya jika suatu keinginan terwujudkan ketika dibarengi dengan usaha. Selain memiliki potensi wisata pantai, Segara Katon juga memiliki potensi wisata air terjun, itu yang menjadi motivasi untuknya.
Ia mengaku bahkan sampai berkunjung ke pulau sebelah, untuk bagaimana mengambil contoh pengelolaan wisata yang mereka lakukan. Kunjungan tersebut ia lakukan untuk kemudian ia terapkan di desanya.
“Kemarin kenapa saya berkunjung ke Bali, karena salah satu desa di sana memiliki geografis yang sama seperti desa-desa di KLU. Dan saya rasa 5-6 tahun kedepan, Segara Katon ini akan lebih maju dari desa-desa yang lain,” ucapnya penuh harapan sebagai kepala desa pertama di sana.
Semua sektor yang ada di desa dan masyarakat pun akan ia maksimalkan pengelolaan dan pemanfaatannya seperti sektor pertanian, perkebunan dan peternakan serta perikanan. Hal itu ia lakukan dengan memberi layanan satu pintu kepada kelompok-kelompok di sektor tersebut dalam mengurus surat-surat atau memasukkan proposal yang dibutuhkan.
Melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) ia berharap bisa membantu masyarakat dalam membangun kelompok-kelompok mereka.
“Melalui LPM dan memang itu tugasnya LPM, bagaimana supaya terdata dan tidak amburadul kayak proposal dari sana sini, dari mana kita tidak tahu,” jelasnya.
Dalam sektor dunia pendidikan, pemdes Segara Katon juga tidak menyepelekannya.
“Jujur SDM kita di sini masih kurang,” akunya blak-blakan.
Ia juga mengatakan bahwa pemdes sering membawa anak-anak yang masih sekolah untuk dilombakan, baik itu di tingkat kecamatan bahkan tingkat kabupaten. Dan untuk anak-anak yang berprestasi, ia dan pemdes juga mengapresiasinya dengan memberikan hadiah kepada mereka.
Tidak hanya sebatas itu, kepedulian pemdes untuk pendidikan juga ditunjukkan dengan mengajak pihak lembaga pendidikan atau sekolah untuk bekerjasama. Kerja sama untuk mengawasi anak-anak yang bersekolah di sana, khususnya siswa-siswi yang berasal dari desa Segara Katon.
Akan tetapi ia menyayangkan, ada lembaga pendidikan yang seolah tidak mau ajak kerja sama dan seolah tidak mau dibantu.
“Saya sering komunikasi dengan pihak sekolah, kepala sekolah terutama SMK ini kan, untuk mengawasi anak-anak yang katany pergi sekolah tapi setelah dia absen dia hilang. Saya sampaikan jam sekolah tanggung jawab guru loh, kalo satu dua jam tidak ada di sekolah cari ke rumahnya hubungi orang tuanya,” ujarnya sambil sesekali tersenyum.
“Saya juga berkeyakinan, kalo PADes kita sudah besar desa mampuk kok menguliahkan pelajar kita yang berpotensi, begitu. Dengan catatan berkomitmen setelah lulus mengabdikan diri di desa,” katanya.
“Kita akan buat surat MOU, mereka setelah selesai kuliah abdikan diri di desa, bangun desa, kan kalau bukan mereka siapa lagi,” sambungnya sekaligus menutup wawancara hari itu. (add.e)