luckygetpinup azpinup1win casino1win casino
Sosial

Musim Tanam Tiba, Pemdes Jembatani Petani Dapatkan Pupuk Subsidi

Sasaka.id, Lombok Utara – Musim penghujan sudah tiba, para petani pun mulai sibuk di sawah dan ladangnya masing-masing. Suara mesin traktor menemani mereka menggarap sawahnya untuk nantinya ditanami, para petani pun begitu bersyukur karena turunnya hujan akan membuat pengairan tercukupi. Saat-saat yang dinantikan oleh para petani pun kini terwujud.

Salah satu petani di desa Rempek menyampaikan, bahwa datangnya musim menjadi kabar gembira dan hadiah luar biasa bagi para petani. Ia mengatakan sangat senang kepada tim Sasaka.id saat ditemui di sawahnya, Kamis (22/02/2024).

“Alhamdulillah hujan sudah mulai tetap turun, jadi kami bisa melong (menanam padi). Karena amparan (bibit) sudah siap ditanam,” kata petani yang akrab dipanggil Amaq Degoh tersebut.

Ia juga menyampaikan apa saja yang menjadi kebutuhan mereka saat musim tanam tiap tahunnya, serti pupuk, obat-obatan tanaman dan obat-obatan untuk hama.

Dan ia sangat menguntungkan, adanya distributor atau penyuluh pupuk bersubsidi dari pemerintah yang diarahkan oleh pemdes kepada petani atau kelompok-kelompok tani di sana.

Adanya distributor untuk menurunkan pupuk dan obat-obatan pertanian sperti ini menandakan bahwa pemerintah tetap peduli termasuk kepada mereka dan para petani Indonesia umumnya.

“Kami tetap dapat membeli pupuk, ini karena pemdes juga mengarahkan distributor pupuk kepada kami,” ujarnya sedikit menggigil kebasahan.

Ia juga berharap pihak pemdes selain bisa mengarahkan akses untuk membeli pupuk tapi juga bisa memberikan bibit kepada para petani, untuk sedikit mengurangi pengeluaran biaya. Karena sekarang semua proses pertanian pun mulai serba uang, mulai dari nenggala (membajak) dengan traktor, melong (menanam padi), meliuh (membersihkan gulma) bahkan panen juga kadang dengan tenaga buruh atau mesin.

“Harapan kami semoga aja sih pemdes bisa ngasih bibit kepada petani seperti kami ini, supaya sedikit meringankan pembiayaan kami”, harapnya.

“Dan semoga juga pemdes tetap membantu untuk akses pembelian pupuk,” sambungnya.

Sementara itu, kades Rempek yaitu Rudi Artono dimintai konfirmasi menyampaikan bagaimana pemdes membantu para petani. Ia menjelaskan bahwa pemdes tetap memperhatikan masyarakatnya tak terkecuali para petani.

Terkait pupuk bersubsidi, pemdes tetap memperhatikan dan mengontrol agar masyarakat mendapatkannya secara merata sesuai jatah yang disiapkan pemerintah.

“Ini memang bukan ranah kami, tetapi tetap kami usahakan untuk untuk membantu mereka salah satunya dengan kerja sama dengan pihak terkait untuk mendata para petani agar bisa mendapat jatah pupuk sesuai dengan jatah dari pemerintah,” jelasnya.

Besar keinginan pemdes Rempek untuk bisa membantu penyiapan pupuk bersubsidi untuk para petani, namun karena PADes belum memadai jadi belum bisa ter-realisasikan.

Adanya pengurangan dana desa untuk desa Rempek juga salah satu kendalanya, sehingga belum bisa merealisasikan itu.

“Di tahun 2022 desa kami dikurangi 400an juta dari pemerintah pusat, kemudian di tahun 2023 dikurangi lagi 127 juta. Jadi kemampuan kami untuk membantu masyarakat juga agak berkurang gitu,* ujarnya.

Dan terkait pemberian bibit dari desa, ia bersama pemdes sudah dua tahun terakhir dimulai. Dua tahun terakhir pemdes baru menyalurkan bibit berupa tanaman buah pekarangan seperti bibit kelengkeng, rambutan dan bibit buah lainnya dan pemdes juga membagikan bibit perkebunan yaitu bibit kakao atau cokelat.

Penyaluran bibit tanaman hortikultura seperti padi, jagung dan kacang tanah serta bibit lainnya belum bisa dilaksanakan. Akan tetapi untuk tahun 2024 mulai dianggarkan oleh pemdes dengan dana ketahanan pangan meskipun belum ter-realisasikan musim tanam pertama ini.

“Ketersediaan dana atau anggaran di desa dengan jumlah petani di sini sangat tidak sebanding. Jadi belum bisa tercover semuanya dengan baik,” ungkapnya.

“Untuk tanaman hortikultura, tahun ini kami mulai anggarkan. Tetapi kemungkinan terlaksana pada termin kedua berupa bibit jagung atau kacang tanah nantinya, karena ini untuk persiapan setelah panem musim tanam pertama”, selorohnya di akhir wawancara. (add.e)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close